Studi Kasus Ritual "Pulung Langse"Di Desa Balakan : Telaah Kritis Dalam Perspektif Sosio-Kultural berdasarkan Surat Al-Anfal [8]: 1
Dharmawan,
Muhammad Luthfi dkk. 2020. Ritual ”Pulung Langse” Di Desa Balakan
Kabupaten Sukoharjo : Telaah Kritis Dalam Perspektif Sosio-Kultural Berdasarkan
Surat Al-Anfal [8] : 1. Jurusan Pendidikan Agama Islam , Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Pembimbing Penelitian : Imron Rossidy, M. Th., M. Ed.
Kata Kunci: Ritual “Pulung Langse”, Perspektif
Sosio-Kultural, Surah Al-Anfal [8]: 1.
Indonesia adalah Negara majemuk yang memiliki
berbagai macam keberagaman suku, budaya, agama, maupun budaya. Tentunya dalam
menjaga dan melestarikan adat yang ada
perlu adanya kulturalisasi budaya oleh masyarakat agar tidak terkikis seiring
perkembangan zaman. Tradisi yang ada di setiap daerah tentu memberi dampak
sosial yang baik tentang hubungan bermasyarakat. Dalam perspektif Islam,
membentuk lingkungan yang baik dan damai serta memperbaiki hubungan antar
sesama telah tertuang di dalam Al-Quran surah Al-Anfal ayat 1. Tujuan karya
tulis ilmiah ini adalah meneliti serta menelaah kritis dalam perspektif
sosio-kultural tentang ritual “Pulung
Langse” yang ada di Desa Balakan Kabupaten Sukoharjo. Ritual “Pulung Langse” adalah ritual mengganti
kain yang ada di makam seorang kyai yang disebut Ki Ageng Balak. Acara ini
tentunya menjadi daya tarik pengunjung baik dari dalam maupun luar daerah
karena acara ini sudah menjadi acara tahunan yang bekerja sama dengan pihak
pemerintah. Selain mendapatkan nilai religius, tentunya masyarakat dan
pengunjung juga memperoleh nilai-nilai budaya serta sosial yang ada di daerah
tersebut, karena tidak hanya ritual mengganti kain saja, namun juga diadakan
acara nonton wayang dan campursari yang membuat kesenian-kesenian yang sudah
mulai ditinggalkan bisa terus dilestarikan dan dinikmati oleh semua orang
khususnya pemuda-pemuda zaman milenial.
Kulturalisasi budaya yang dilakukan oleh
masyarakat Desa Balakan ini dalam upaya meningkatkan rasa kekeluargaan antar
warga serta memperbaiki hubungan baik dengan masyarakat maupun dengan pihak
pemerintah. Dalam meneliti serta menelaah kritis ritual ”pulung Langse” ini, kami menggunakan perspektif sosio-kultural.
Dalam melakukan penelitian, metodologi yang kami pakai adalah metodologi penelitian
kualitatif. Sedangkan dalam menganalisis data, penulis menggunakan teori
fenomenologi Alfred Schutz serta mengaplikasikan teori liminalitas Victor
Turner dalam kajian penelitian yang terdahulu ke dalam penelitian ini.
Hasil penelitian menemukan bahwa ritual
“Pulung Langse” dilaksanakan sejak tahun 1960. Asal-usul dinamakan Ki Ageng
Balak Karena masyarakat percaya bahwa Raden Sudjono mampu menolak bala. Dalam
pelaksanaannya, ritual ini juga dibumbui dengan kesenian wayang dan campursari
untuk menambah daya tarik para wisatawan. Dampak sosial lingkungan yang
dihasilkan yaitu bertambahnya intensitas interaksi antar warga, meningkatkan
pendapatan daerah di Desa Balakan dan Desa Mertan, serta peran masyarakat dalam
merawat warisan budaya ini lebih maksimal.
Komentar
Posting Komentar