Muhammad Luthfi Dharmawan
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang
ABSTRAK
Pemahaman agama Islam di Indonesia pada akhir-akhir ini berada pada posisi yang mengkhawatirkan sejak eksisnya paham
ekstrimisme dan liberalisme di berbagai kalangan masyarakat. Seharusnya sebagai
negara majemuk sikap toleransi harus dijunjung
tinggi dalam menghadapi pandangan yang fundamental ataupun ekstrem.
Begitu juga dalam sektor pendidikan yang bersifat multikultural sudah
semestinya mengaktualisasikan pembelajaran yang berbasis moderasi beragama. Penelitian
ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana strategi institusi pendidikan Islam
dalam mengaktualisasikan wasathiyah Islam. Metode penelitian dalam riset
ini menggunakan pendekatan field research di SDN 02 Purwodadi dengan
metode analisis deskriptif. Dari
hasil riset yang dilakukan, upaya SDN 02 Purwodadi dalam menciptakan iklim wasathiyah
Islam dilakukan dengan beberapa cara yaitu
: Pertama,
menerapkan pembelajaran multikultural. Kedua, bersikap adil
terhadap semua murid. Ketiga, memberikan pengajaran yang
berpatokan pada kurikulum Kemendikbudristek dan memberikan pemahaman kepada
peserta didik terkait hal-hal berbau keyakinan.
PENDAHULUAN
Indonesia
sebagai negara majemuk dengan semboyan “Bhineka
Tunggal Ika” sejatinya telah mendeklarasikan sebagai negara yang menghargai
setiap perbedaan baik itu ras, suku, agama, dan budaya. Namun, tampaknya hal
tersebut telah digerogoti justru oleh sebagian masyarakat yang pada akhir-akhir
ini terjebak dalam paham ekstrem dan
liberal khususnya dalam aspek agama. Paradigma ekstrem dan fundamental pada
implementasinya memiliki pemahaman yang cukup “membahayakan” bagi masyarakat
awam khususnya pada peserta didik
pada sektor pendidikan. Untuk melawan
pemikiran-pemikiran seperti ini perlu adanya
pengambilan sikap yang mampu menengahi berbagai permasalahan tersebut yaitu
dengan menerapkan moderasi beragama. moderat sendiri menurut Din Syamsudin
harus memenuhi tujuh kriteria yaitu adil, seimbang, toleransi, musyawarah,
perbaikan, pelopor, dan negeri kewarganegaraan.
Penerapan moderasi beragama harus bisa dilaksanakan pada setiap
aspek kehidupan sosial masyarakat khususnya pada ranah pendidikan. Pendidikan sebagai sarana kemajuan suatu bangsa harus memiliki sikap
moderasi agar senantiasa memagang tradisi toleransi. Pendidikan harus menjadi
motor utama dalam menggelorakan konsep moderasi beragama sebab pendidikan
sendiri pada esensinya menganut paradigma multikultural yang menghargai
perbedaan. Dalam UU No. 20 tahun 2003 dijelaskan tujuan pendidikan nasional
yaitu “mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Dari
tujuan diatas dapat diambil intisari bahwa tujuan pendidikan adalah
mengembangkan potensi dan memperbaiki aspek religius peserta didik.
METODE
PENELITIAN
Penelitian ini mengunakan metode penelitian kualitatif
dengan jenis penelitian lapangan (field research). Dalam pengumpulan data
kualitatif ini menggunakan penelitian lapangan guna memperoleh informasi yang
valid. Peneliti melakukan penelitian langsung yang dilakukan di SDN 02
Purwodadi Kabupaten Malang dengan memperoleh informasi terkait aktualisasi moderasi
beragama melalui observasi, wawancara, serta dokumentasi untuk memperoleh data
yang akurat. Analisis data selama di lapangan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah model Miles dan Hubberman dengan langkah-langkah yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
PEMBAHASAN
SDN 02
Purwodadi merupakan lembaga pendidikan formal yang terletak di Dusun Purworejo
Kidul Desa Purwodadi Kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang. SD ini memiliki 6
kelas. Bapak Imam Rohani, S. Pd. I merupakan kepala sekolah di SD tersebut.
Latar belakang siswa di SDN 02 Purwodadi bisa terbilang tidak terlalu majemuk
karena mayoritas berasal dari daerah tersebut dan mayoritas beragama muslim.
Namun, yang menjadi menarik disini adalah terdapat satu murid yang beragama
kristen dimana hal ini menjadi suatu masalah yang cukup unik karena di desa
purwodadi memiliki sekolah dasar Kristen sendiri. Tentu ini menjadi tantangan bagi
sekolah untuk menerapkan moderasi beragama dan bersikap adil kepada seluruh
pelaku pendidikan. Secara umum, mayoritas murid dan guru di SDN 02 Purwodadi
merupakan muslim yang berbasis Nahdliyyin yang mana dalam ranah spiritualnya
cenderung melakukan kegiatan keagamaan berupa dzikir bersama. Sekolah sebagi sarana pencerah bagi peserta didik dan
masyarakat harus bisa menjunjung tinggi sikap toleransi dan menghindari
perlakuan diskriminasi kepada sesama.
Penerapan moderasi beragama
di SDN 02 Purwodadi terjadi dalam berbagai lini yaitu dalam
hal kurikulum, pembelajaran multikulturan, dan berlaku adil atau
non-diskriminatif. Pertama, pada kondisi pandemi covid kita tahu
kurikulum yang diterapkan adlaah kurikulum darurat. Hal ini tentunya berdampak
waktu belajar daam sehari. Kurikulum darurat berfokus pada penguatan karakter
siswa agar tidak tergerus selama belajar di rumah. Oleh karenanya Imam Rohani
selaku kepala sekolah menrapkan pembelajaran selama 2 jam dari jam 7 sampai jam
9 pagi saja. Fokus yang diinstruksikan oleh beliau kepada guru adalah lebih
intens memberikan nasehat-nasehat dan contoh beragama dengan baik. Tujuannya
adalah untuk menahan arus media sosial yang begitu cepat bertukar.
Kedua¸ pembelajaran multikultural di
SDN 02 Purwodadi ini lebih kepada penggunaan contoh dan bahasa yang tidak
memihak pada satu agama tertentu. Dalam penejlasan juga guru cenderung
menggunakan kalimat Tuhan Yang Maha Esa guna menghargai murid yang tidak
beragama Islam. Dalam penerimaan peserta didik juga paradigma yang dgunakan
adalah multikulutral dengan tidak memandang latar belakang ras, suku, agama,
ataupun status sosial peserta didik. Ketiga, penerapan moderasi beragama
dapat terwujud apabila terselenggaranya sikap adil dan seimbang. Adil dan
seimbang disini adalah pememnuhan hak yang setara keapda setiap murid dalam
menerima materi dan pengetahuan alam proses belajar mengajar. Selain dalam
proses belajar mengajar sikap adil juga tampak pemberian porsi sarana dan
prasarana sebagai penunjang tambahan seperti modul, seragam, serta fasilitas
sekolah.
KESIMPULAN
Moderasi beragama menjadi isu hangat yang saat ini menjadi
diskursus di berbagai kalangan. Penerapan moderasi bergama harus terlaksanan di
semua aspek kehidupan khususnya pendidikan. SDN 02 Purwodadi sebagai lembaga
pendidikan formal memiliki cara dalam mengaktualisasikan konsep moderasi
beragama dengan 3 hal yaitu pembelajaran multikultural, kesesuaian dengan
kurikulum, dan menerapkan sikap adil.
DAFTAR PUSTAKA
M. A. Hermawan, “Nilai Moderasi Islam Dan
Internalisasinya Di Sekolah,” Vol. 25, No. 1, Hlm. 13, 2020.
K. Harto Dan T. Tastin, “Pengembangan
Pembelajaran Pai Berwawasan Islam Wasatiyah : Upaya Membangun Sikap Moderasi
Beragama Peserta Didik,” At-Ta’lim : Media. Inf. Pendidik. Islam., Vol.
18, No. 1, Hlm. 89, Jun 2019, Doi: 10.29300/Attalim.V18i1.1280.
D. A. Nur Dan M. Lubis, “Konsep Wasathiyah
Dalam Al-Quran;
Andi, “Din: Watak Muhammadiyah Adalah Gerakan
Wasathiyah,” M.Muhammadiyah.Or.Id, Desember 2019.
Http://M.Muhammadiyah.Or.Id/Id/News-18152-Detail-Din-Watak-Muhammadiyah-Adalah-Gerakan-Wasathiyah.Html
Komentar
Posting Komentar