Langsung ke konten utama

Aktualisasi Wasathiyah Islam : Penerapan Moderasi Beragama di SDN 02 Purwodadi Kabupaten Malang

 

Muhammad Luthfi Dharmawan

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

dharmawan.luthfi400@gmail.com

 

ABSTRAK

Pemahaman agama Islam di Indonesia pada akhir-akhir ini berada pada posisi yang mengkhawatirkan sejak eksisnya paham ekstrimisme dan liberalisme di berbagai kalangan masyarakat. Seharusnya sebagai negara majemuk sikap toleransi harus dijunjung tinggi dalam menghadapi pandangan yang fundamental ataupun ekstrem. Begitu juga dalam sektor pendidikan yang bersifat multikultural sudah semestinya mengaktualisasikan pembelajaran yang berbasis moderasi beragama. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana strategi institusi pendidikan Islam dalam mengaktualisasikan wasathiyah Islam. Metode penelitian dalam riset ini menggunakan pendekatan field research di SDN 02 Purwodadi dengan metode analisis deskriptif. Dari hasil riset yang dilakukan, upaya SDN 02 Purwodadi dalam menciptakan iklim wasathiyah Islam dilakukan dengan beberapa cara yaitu : Pertama, menerapkan pembelajaran multikultural. Kedua, bersikap adil terhadap semua murid. Ketiga, memberikan pengajaran yang berpatokan pada kurikulum Kemendikbudristek dan memberikan pemahaman kepada peserta didik terkait hal-hal berbau keyakinan.

 

PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara majemuk dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika” sejatinya telah mendeklarasikan sebagai negara yang menghargai setiap perbedaan baik itu ras, suku, agama, dan budaya. Namun, tampaknya hal tersebut telah digerogoti justru oleh sebagian masyarakat yang pada akhir-akhir ini terjebak dalam paham ekstrem dan liberal khususnya dalam aspek agama. Paradigma ekstrem dan fundamental pada implementasinya memiliki pemahaman yang cukup “membahayakan” bagi masyarakat awam khususnya pada peserta didik pada sektor pendidikan. Untuk melawan pemikiran-pemikiran seperti ini perlu adanya pengambilan sikap yang mampu menengahi berbagai permasalahan tersebut yaitu dengan menerapkan moderasi beragama. moderat sendiri menurut Din Syamsudin harus memenuhi tujuh kriteria yaitu adil, seimbang, toleransi, musyawarah, perbaikan, pelopor, dan negeri kewarganegaraan.

Penerapan moderasi beragama harus bisa dilaksanakan pada setiap aspek kehidupan sosial masyarakat khususnya pada ranah pendidikan. Pendidikan sebagai sarana kemajuan suatu bangsa harus memiliki sikap moderasi agar senantiasa memagang tradisi toleransi. Pendidikan harus menjadi motor utama dalam menggelorakan konsep moderasi beragama sebab pendidikan sendiri pada esensinya menganut paradigma multikultural yang menghargai perbedaan. Dalam UU No. 20 tahun 2003 dijelaskan tujuan pendidikan nasional yaitu “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Dari tujuan diatas dapat diambil intisari bahwa tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi dan memperbaiki aspek religius peserta didik.

 

METODE PENELITIAN

Penelitian ini mengunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research). Dalam pengumpulan data kualitatif ini menggunakan penelitian lapangan guna memperoleh informasi yang valid. Peneliti melakukan penelitian langsung yang dilakukan di SDN 02 Purwodadi Kabupaten Malang dengan memperoleh informasi terkait aktualisasi moderasi beragama melalui observasi, wawancara, serta dokumentasi untuk memperoleh data yang akurat. Analisis data selama di lapangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Miles dan Hubberman dengan langkah-langkah yaitu reduksi data, penyajian data,  dan penarikan kesimpulan.

 

PEMBAHASAN

SDN 02 Purwodadi merupakan lembaga pendidikan formal yang terletak di Dusun Purworejo Kidul Desa Purwodadi Kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang. SD ini memiliki 6 kelas. Bapak Imam Rohani, S. Pd. I merupakan kepala sekolah di SD tersebut. Latar belakang siswa di SDN 02 Purwodadi bisa terbilang tidak terlalu majemuk karena mayoritas berasal dari daerah tersebut dan mayoritas beragama muslim. Namun, yang menjadi menarik disini adalah terdapat satu murid yang beragama kristen dimana hal ini menjadi suatu masalah yang cukup unik karena di desa purwodadi memiliki sekolah dasar Kristen sendiri. Tentu ini menjadi tantangan bagi sekolah untuk menerapkan moderasi beragama dan bersikap adil kepada seluruh pelaku pendidikan. Secara umum, mayoritas murid dan guru di SDN 02 Purwodadi merupakan muslim yang berbasis Nahdliyyin yang mana dalam ranah spiritualnya cenderung melakukan kegiatan keagamaan berupa dzikir bersama. Sekolah sebagi sarana pencerah bagi peserta didik dan masyarakat harus bisa menjunjung tinggi sikap toleransi dan menghindari perlakuan diskriminasi kepada sesama.

Penerapan moderasi beragama di SDN 02 Purwodadi terjadi dalam berbagai lini yaitu dalam hal kurikulum, pembelajaran multikulturan, dan berlaku adil atau non-diskriminatif. Pertama, pada kondisi pandemi covid kita tahu kurikulum yang diterapkan adlaah kurikulum darurat. Hal ini tentunya berdampak waktu belajar daam sehari. Kurikulum darurat berfokus pada penguatan karakter siswa agar tidak tergerus selama belajar di rumah. Oleh karenanya Imam Rohani selaku kepala sekolah menrapkan pembelajaran selama 2 jam dari jam 7 sampai jam 9 pagi saja. Fokus yang diinstruksikan oleh beliau kepada guru adalah lebih intens memberikan nasehat-nasehat dan contoh beragama dengan baik. Tujuannya adalah untuk menahan arus media sosial yang begitu cepat bertukar.

Kedua¸ pembelajaran multikultural di SDN 02 Purwodadi ini lebih kepada penggunaan contoh dan bahasa yang tidak memihak pada satu agama tertentu. Dalam penejlasan juga guru cenderung menggunakan kalimat Tuhan Yang Maha Esa guna menghargai murid yang tidak beragama Islam. Dalam penerimaan peserta didik juga paradigma yang dgunakan adalah multikulutral dengan tidak memandang latar belakang ras, suku, agama, ataupun status sosial peserta didik. Ketiga, penerapan moderasi beragama dapat terwujud apabila terselenggaranya sikap adil dan seimbang. Adil dan seimbang disini adalah pememnuhan hak yang setara keapda setiap murid dalam menerima materi dan pengetahuan alam proses belajar mengajar. Selain dalam proses belajar mengajar sikap adil juga tampak pemberian porsi sarana dan prasarana sebagai penunjang tambahan seperti modul, seragam, serta fasilitas sekolah.

KESIMPULAN

Moderasi beragama menjadi isu hangat yang saat ini menjadi diskursus di berbagai kalangan. Penerapan moderasi bergama harus terlaksanan di semua aspek kehidupan khususnya pendidikan. SDN 02 Purwodadi sebagai lembaga pendidikan formal memiliki cara dalam mengaktualisasikan konsep moderasi beragama dengan 3 hal yaitu pembelajaran multikultural, kesesuaian dengan kurikulum, dan menerapkan sikap adil.

DAFTAR PUSTAKA

M. A. Hermawan, “Nilai Moderasi Islam Dan Internalisasinya Di Sekolah,” Vol. 25, No. 1, Hlm. 13, 2020.

K. Harto Dan T. Tastin, “Pengembangan Pembelajaran Pai Berwawasan Islam Wasatiyah : Upaya Membangun Sikap Moderasi Beragama Peserta Didik,” At-Ta’lim : Media. Inf. Pendidik. Islam., Vol. 18, No. 1, Hlm. 89, Jun 2019, Doi: 10.29300/Attalim.V18i1.1280.

D. A. Nur Dan M. Lubis, “Konsep Wasathiyah Dalam Al-Quran;

Andi, “Din: Watak Muhammadiyah Adalah Gerakan Wasathiyah,” M.Muhammadiyah.Or.Id, Desember 2019. Http://M.Muhammadiyah.Or.Id/Id/News-18152-Detail-Din-Watak-Muhammadiyah-Adalah-Gerakan-Wasathiyah.Html

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAS AL-ISLAM JAMSAREN SURAKARTA : BERINOVASI DALAM MENCETAK GENERASI QURANI

  Oleh : Muhammad Luthfi Dharmawan  Mahasiswa S1 Pendidikan Agama Islam UIN Malang Dharmawan.luthfi400@gmail.com      Dewasa ini, globalisasi semakin terasa dampaknya didalam berbagai aspek khususnya di bidang pendidikan. Masifnya pertukaran informasi dan budaya antar negara menyebabkan para komponen pendidikan harus bekerja ekstra dalam memfilter serta menyusun strategi menghadapi budaya asing yang memiliki negatif. Terlebih pada kondisi sekarang, dengan transformasi metode pembelajaran dari luring ke daring membuat tantangan dalam dunia pendidikan semakin kompleks. Belum lagi tantangan yang sudah menjamur sejak 2010-sekarang tentang dekadensi moral peserta didik mendesak seluruh lingkungan pendidikan harus bersinergi dalam mengawasi dan membimbing peserta didik. Namun, dibalik itu semua ada hal positif yang muncul misalnya lembaga pendidikan berlomba-lomba berinovasi dalam menghadapi tantangan globalisasi dan pandemi ini. Salah satunya yaitu Mas...

Studi Kasus Ritual "Pulung Langse"Di Desa Balakan : Telaah Kritis Dalam Perspektif Sosio-Kultural berdasarkan Surat Al-Anfal [8]: 1

ABSTRAK Dharmawan, Muhammad Luthfi dkk. 2020. Ritual ”Pulung Langse” Di Desa Balakan Kabupaten Sukoharjo : Telaah Kritis Dalam Perspektif Sosio-Kultural Berdasarkan Surat Al-Anfal [8] : 1 . Jurusan Pendidikan Agama Islam , Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing Penelitian : Imron Rossidy, M. Th., M. Ed.                                                                                                        ...