Oleh :
Muhammad Luthfi Dharmawan
Mahasiswa S1 Pendidikan Agama Islam UIN Malang
Dewasa ini,
globalisasi semakin terasa dampaknya didalam berbagai aspek khususnya di bidang
pendidikan. Masifnya pertukaran informasi dan budaya antar negara menyebabkan
para komponen pendidikan harus bekerja ekstra dalam memfilter serta menyusun
strategi menghadapi budaya asing yang memiliki negatif. Terlebih pada kondisi
sekarang, dengan transformasi metode pembelajaran dari luring ke daring membuat
tantangan dalam dunia pendidikan semakin kompleks. Belum lagi tantangan yang
sudah menjamur sejak 2010-sekarang tentang dekadensi moral peserta didik
mendesak seluruh lingkungan pendidikan harus bersinergi dalam mengawasi dan
membimbing peserta didik. Namun, dibalik itu semua ada hal positif yang muncul
misalnya lembaga pendidikan berlomba-lomba berinovasi dalam menghadapi
tantangan globalisasi dan pandemi ini. Salah satunya yaitu Mas Al-Islam
Jamsaren Surakarta yang berada di bawah naungan yayasan pendidikan Al-Islam.
Mas Al-Islam
Jamsaren Surakarta merupakan lembaga pendidikan Islam yang pada mulanya
didirikan pada tahun 1942. Kemudian pada tahun 1967 dinegerikan menjadi MAAIN
(sekarang MAN) namun yayasan Al-Islam tetap konsisten melanjutkan MA-SMA
Al-Islam. Pada tahun 1989 MA-SMA Al-Islam dipisahkan dan bernaung pada
kementerian yang berbeda MA dibawah Kemenag dan SMA Al-Islam dibawah
Kemendiknas. Hingga saat ini, Mas Al-Islam Jamsaren Surakarta berada dibawah
naungan yayasan Al-Islam dan Kementerian Agama. Sesuai dengan visi madrasah
yang bertujuan mewujudkan lulusan yang cerdas, mandiri, dan berakhlak. Tentunya
Mas Al-Islam dalam upayanya berusaha mendekatkan peserta didik kepada Al-Quran
dan hadis agar senantiasa dapat mengamalkan dan mengimplementasikan dalam kehidupan
mereka sehari-hari. Namun, adanya tantangan globalisasi yang semakin merebak
menyebabkan setiap lembaga pendidikan Islam mengalami kesulitan dalam
menanamkan nilai-nilai keagamaan kepada peserta didik. Faktor lingkungan sangat
memengaruhi karakter siswa sehingga perlu adanya sinergi antar komponen
lingkungan pendidikan untuk mencetak generasi Qurani. Karena itu dalam upaya
mensinergikan lingkungan pendidikan, Mas Al-Islam berinovasi dengan memberikan
kegiatan-kegiatan yang mendekatkan peserta didik kepada Al-Quran dan memberikan
reward kepada mereka yang bisa memenuhi target. Beberapa inovasi yang
dilakukan yaitu :
1. One Semester One Juz
Dalam tujuan mendekatkan peserta didik dengan
Al-Quran, Mas Al-Islam menargetkan kepada peserta didik satu semester bisa
hafal 1 juz. Realisasi program ini didukung dengan adanya ekstakurikuler
halaqoh tahfidz yang bekerja sama dengan pondok pesantren. Harapannya, setelah
lulus dari madrasah mereka mempunyai
bekal hafalan 2,5 juz atau bahkan lebih. Disamping itu harapan utama sekolah
adalah dengan adanya program ini dapat meningkatkan intensitas kedekatan mereka
dengan Al-Quran karena jika otak selalu tertaut dengan Al-Quran maka ilmu yang
lain pun akan mudah diterima oleh siswa.
2. Menulis Al-Quran (Follow The Line)
Program ini telah direalisasikan sejak 2018. Dalam hal
ini sekolah memfasilitasi Al-Qur’an dengan model Follow The Line yang
mana untuk menuntaskannya para peserta didik harus menebalkan dan mengikuti
tulisan yang sudah ada dalam Al-Qur’an tersebut. Dalam hal ini, Al-Quran dibagi
menjadi 3 jilid masing-masing 10 Juz, setiap jenjang kelas akan naik satu jilid
sehingga ketika lulus peserta didik telah menyelesaikan menulisnya. Tujuan
madrasah meakukan inovasi ini adalah yang pertama, untuk melatih
keterampilan menulis Al-Quran peserta didik. Kedua, agar waktu
kosong sswa digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat. Ketiga,
sebagai metode baru untuk memuroja’ah hafalan AL-Quran.
3. Mukhoyyam Tahfidz
Untuk memotivasi dan menciptakan suasana yang tidak
monoton dalam menghafal Al-Quran, sekolah mengadakan camp tahfidz atau mukhoyyam
tahfidz. Dalam hal ini yang bertanggung jawab adala pembina ekstrakurikuler
halawoh tahfidz. Tempat tujuan mukhoyyam tahfidz ini berbeda-beda sesekali ke
gunung ataupun ke pantai sehingga siswa dapat memaksimalkan proses hafalan
mereka karena berada di lingkungan yang nyaman dan tentram untuk menghfal
Al-Quran.
4. Beasiswa Tahfidz
Keseriusan Mas Al-Islam Jamsaren Surakarta dalam
mencetak generasi Qurani diimplementasikan dengan memberikan beasiswa kepada
peserta didik baru yang memiliki hafalan 10 Juz, 20 Juz, dan 30 Juz. Peserta
didik baru yang sudah memiliki hafalan 10 juz akan dibebaskan biaya tanggungan
DKS (Dana Kegiatan Siswa) selama 1 tahun, kemudian yang memiliki hafalan 20 juz
akan dibebaskan biaya tanggungan DKS selama 2 tahun, dan yang memiliki hafalan
30 juz akan dibebaskan biaya DKS hingga lulus dari madrasah.
Mas Al Islam Jamsaren Surakarta dalam
usahanya untuk eksis sebagai lembaga pendidikan Islam berupaya menciptakan
madrasah yang Islami berdasarkan Al-Quran dan Hadis serta melahirkan generasi
yang berkualitas pada akhlak, intelektual, dan spiritual. Implementasi tersebut
diwujudkan dengan meluncurkan program-program yaitu One Semester One Juz,
Menulis Al-Quran (Follow The Line), Mukhoyyam Tahfidz, dan Beasiswa
Tahfidz.
Komentar
Posting Komentar